Langsung ke konten utama

Cerpen Hantu Jaket



Hantu Jaket
Oleh: M. Abudy Al Ma'ruf


            Malam hari, aku duduk di depan televisi sambil ditemani oleh cemilan kacang kulit sampai tidak terasa suara adzan isya’ telah berkumandang tetapi tidak membuat aku beranjak pindah dari tempat duduk ku. Karena sengaja aku sholat sendirian di rumah tidak ikut jamaah di masjid. Sesaat kemudian terdengar suara HP disamping ku yang menunjukkan dering bunyi nada SMS. Aku pun segera membukanya ternyata SMS dari temanku bernama Risma yang mengingatkanku akan PR Matematika yang harus aku kumpulkan besok. Dan Dia mengajakku untuk mengerjakan PR itu bersama-sama dirumahnya. Tetapi, aku menyetujuinya setelah aku sholat isya’ dahulu. Sehingga membuatku sedikit terburu-buru dan segera menuju keluar untuk mengambil air wudlu yang berada disamping sumur. Setelah selesai berwudlu, ada yang memanggilku dari kejauhan. Ternyata ia Aripin, yang juga teman sebangkuku.

“Bud…..Ayo buruan belajar kelompok! suaranya sedikit tersenggal - senggal habis menaiki sepeda Ontelnya.
     “Sebentar, aku belum sholat isya’, ini               barusaja mengambil air wudhu”.
       Jawabku sedikit terburu-buru.
“Apa aku tunggu sampai kamu selesai sholat?”. 
Dia kemudian turun dari sepedahnya menghampiriku.
      “Sebaiknya kamu duluan, lagian tadi               Risma sudah SMS aku”.
       Jawabku sambil menuju depan rumah.
       “Oke aku tunggu secepatnya”.
       Kata dia sambil  menaiki sepedanya.
“Jangan lupa sampaikan pada Risma,   aku mau sholat isya’ dulu dan belum       menyiapkan buku pelajaran” .
       Jawabku tanpa menatapnya.
       “Oke... Siap, aku duluan ya”.
       Ujarnya sambil mengayun sepedanya            dengan cepat dan menoleh kepadaku.

Setelah dia pergi,aku segera masuk rumah dan menuju ke tempet ibadah.selesai sholat aku segera ke kamar dan mengambil buku pelajaran yang akan aku bawa besok. Di tengah menyiapkan buku pelajaran ada suara telpon dari Risma. Akupun segera menerimanya sambil memasukkan buku ke dalam tas.
      “Kapan kamu mau kesini?” ujarnya                 lirih  kepadaku.
      "Ini aku baru selesai sholat dan                         menyiapkan buku”. Jawabku pelan.
“cepat kesini, PR nya banyak ! kalau   kemaleman nanti keburu ngantuk aku”. Ujarnya lembut.
     “iya ini mau berangkat, sabar!”. 
       Jawabkumembuatnyaagar sabar.
     “Cepat, ada sesuatu juga buat kamu!”              Ujarnya sambil menggodaku.
“apa? Kasih tau sekarang ya?” jawabku sedikit penasaran dengan apa yang dikatakannya.
“kalau aku kasih tau sekarang namanya bukan kejutan”. Ujarnya sambil menutup teleponnya.

            Belum aku menjawab malah di tutup teleponnya dan membuatku semakin penasaran dengan yang di katakannya.Akupun segera keluar dari kamar dan minta izin nenek untuk belajar kelompok. Meskipun nenek sudah mengerti, karena aku belajar kelompok bersama Risma sejak kelas 5 SD, karena semangat dari Risma aku sedikit rajin belajar kelompok di rumahnya. Sehingga ketika aku duduk di kelas 5 SD, aku selalu bergantian mendapatkan peringkat 1 dengan Risma dan dia yang menghiburku ketika aku banyak masalah dan begitupun sebaliknya. Hubunganku terus berlanjut dan merasa lebih dekat ketika aku duduk di kelas 1 SMP, tetapi aku dan Risma hanya sekedar sahabat dekat, tidak lebih.

            Mungkin aku terasa nyaman ketika dia mengasihtau aku waktu belajar, lalu tidak tau kenapa Risma mencubit tanganku mungkin karena jengkel kepadaku. Kalau tidak hujan aku terus belajar di rumahnya. Sesaat aku selesai minta izin kepada nenek sambil melihat jam dindingku, aku segera menuju keluar, tetapi dari arah pintu terdengar suara ketukan dan memanggilku.

            “ kak, mau kemana kok buru-buru?”. Tanya keponakanku kepadaku.
            “ mau belajar ke rumah teman, ada apa memangnya?”
            Jawabku dengan suara pelan sambil membalas SMS.
“sebenarnya kakak diminta mama untuk jaga rumah sebentar!” ujarnya smbil menatapku.
            “memang mau kemana mama kamu?”
            Jawab ku tanpa menatapnya.
            “mau ke pasar malam kak!”.
            Kemudian aku berfikir sejenak untuk jadi pergi atau jaga rumah tante.
“Tungguin rumahku saja kak! Nanti di belikan bakso sama mama”. Ujarya adik keponakanku sambil mengambil selembar uang lima puluh ribu kepadaku .
            “iya, kakak jagain rumah kamu tetapi jangan sampai larut malam!!” (sambil membalas SMS untuk membatalkan belajar kelompok, tetapi SMS yang ku kirim selalu gagal dan ku coba telpon, tetapi nomernya tidak aktif, apa mungkin dia marah karena terlalu lama menungguku.Setelah tanteku pergi bersama suaminya aku segera memasuki rumahnya. Dari pintu aku di kejutkan oleh suara kucing jatuh dari meja tamu. Sambil melihat jam dinding menunjukkan pukul 08.30, aku ingat belum mengerjakan PR matematika yang harus dikumpulkan besok.aku segera mengerjakan PR,tetapi terasa sepi karena sendirian tidak ada teman hanya membuatku malas, berbeda aku mengerjakan PR bersama-sama di rumahnya Risma, mungkin sesulit apapun akan selesai.beberapa saat aku hubungi dia dan membuatku semakin gelisah di tambah suasana sepi dan hanya hembusan angin malam yang terasa menusuk badanku serta suara tikus yang berlarian di atap rumah dan cicak yang berayap di dinding tembok yang terbuat dari kayu jati.belum selesai mengerjakan tugas, dan beberapa soal yang aku kerjakan perutku terasa mules dan mau buang air besar.Tidak biasanya aku malam-malam buang air besar. Mungkin karena tadi siang aku kebanyakan makan rujak bersama teman-teman.

***

Pada waktu itu kebetulan musim mangga yang aku ambil di depan rumah milik tetanggaku sehingga malam ini baru terasa sakit perut. Tanpa menunggu lama aku segera menuju ke toilet. Walau yang kurasakan suasana aneh dan membuatku sedikit takut, karena toilet itu terletak dibelakang rumah yang bersampingan dengan rumah kosong yang tidak dihuni oleh pemiliknya. Baru mau berjalan menuju pintu tengah kakiku dan tanganku gemeteran membuka pintu itu yang aku anggap menankutkan, tapi aku tidak berpikir apa-apa karena perutku sudah tidak bisa untuk menahan.Setelah membuka pintu, baru berjalan dua langkah kaki aku melirik ke kanan entah apa yang kulihat seperti ada orang yang sedang duduk di kursi rusak, kepalanya menunduk ke bawah tanpa terlihat jelas aku dikejutkan listrik mati dan suara pintu tergedor oleh siapa aku tidak tahu. Dengan segera berlari menuju keluar sambil menyalakan lampu senter yang ada di HP. Agak kejauhan ada kertas merah tertempel di pintu bertuliskan “SELAMAT ULANG TAHUN” dengan gambar yang seram. Kemudian setelah lampu menyala, sudah ada temanku banyak bersembunyi di bawah meja termasuk Risma, teman belajar kelompokku. Tapi aku sempat agak trauma karena kejadian itu sudah malam dan aku tidak memikirkan tentang hari ulang tahunku.Karena Pada waktu itu aku juga lupa dan tidak ingat bahwa hari ini Ulang Tahunku,Orang tua ku juga tidak mengingatkan ku karena kedua orang tuaku bekerja di luar kota semenjak aku baru masuk SD. Entah kenapa rasa mulesku tiba-tiba hilang akibat kejutan yang spesial dari teman-temanku, Tapi aku masih penasaran apa yang aku lihat di pintu tengah dan segera kuhampiri ternyata Cuma guling yang dibungkus jaket hitam dan diberi rambut dari rapiah dan sengaja kaki kursi  itu dirusak salah satu oleh temanku,suara gedoran pintu yang terdengar adalah ketukan dari tangan Risma Dan dia yang minta izin kepada tante ku untuk sengaja pergi ke pasar malam. Dari semua kejutan yang diberikan itu akan selalu kuingat selamanya .Kejadian empat tahun yang lalu masih teringat sampai saat ini aku kelas 2 SMA.Disaat Hari Ulang Tahun aku hanya ucapan dia lewat HP.Sekarang aku Mondok sambil sekolah karena itu aku tidak bisa sering pulang ke kampung halaman.Aku berharap kejutan dari dia akan terulang dan kini aku hanya bisa menunggu sampai waktu yang tepat untuk bisa bersama dia seperti di waktu SMP dulu.





Analisis Cerpen
a.Judul
Hantu Jaket
b.Tema
Kejutan untuk hari Ulang Tahun
c.Amanat
·         Pesta ulang Tahun tidak perlu diadakan meriah tetapi dari sederhana terdapat beribu kejutan
d.Alur
Menggunakan alur campuran karena kejadiaannya diceritakan  ke peristiwa masa depan kemudian tokoh mengingat kembali pada waktu SMP
e.latar
·         Tempat  : Di depan Televisi
                (Aku masih duduk di depan televisi disaat asyik menonton sinetron kemudian dipanggil nenek untuk sholat isya’).
                Di rumah Tante
               (Setelah tante ku pergi bersama suaminya dan anaknya ke pasar malam aku segera memasuki rumahnya).
·         Waktu  : Saad adzan sholat isya’
               (Suara adzan telah berkumandang tetapi aku masih duduk di depan televisi disaat asyik menonton sinetron kemudian aku dipanggil nenek untuk sholat isya’).
·         Suasana  : Mengejutkan, akhir cerita tokoh aku mendapat kejutan hantu jaket disaat Hari Ulang Tahunnya
f.Tokoh Dan Penokohan
·         Tokoh Utama
Aku : penolong
          (“iya,kakak jagain rumah kamu tapi jangan terlalut malam ya ?”.)
          Penakut
          (Tanpa berfikir panjang aku menuju toilet belakang walau yang ku rasakan ada suasana aneh dam membuat aku sedikit takut karena toilet itu terletak dibelakang rumah yang bersampingan dengan rumah kosong yang tidak ditempati oleh pemiliknya).
·         Tokoh Pembantu
Adek keponakan : baik
(“Tungguin rumah ku saja kak,nanti dibeliin satu mangkok bakso lho sama mama”.)
            Risma : Usil dan Perhatian
            (dari cerita diceritakan tokoh risma mengajak belajar kelompok lewat sms tetapi diakhir cerita malah membuat kejutan Ulang Tahun)
g.Sudut Pandang
mengunakan sudut pandang orang pertama.Karena hal tersebut dapat dilihat dari peyebutan tokoh Aku yang digunakan penulis dalam cerpen tersebut.

                                                                                     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pena Lauhul Mahfudz

Pena Lauhul Mahfudz Oleh: Budi Siswanto Perjalanan menuntut ilmu memang tidak selalu berjalan lurus sesuai dengan rencana. Modal utama untuk menuntut ilmu tentunya harus mempunyai duit. [1] Arti duit ini tidak berupa selembaran kertas yang bernilai sebagai pembayaran melainkan makna duit itu bagi saya tersendiri yaitu Do’a, Usaha, Ikhlas dan Tawakal. Inilah modal utama sebenarnya buat kita semua dalam visi membidik prestasi yang akan kita raih. Ketika dulu aku masih kelas 3 SMP hampir tidak bisa meneruskan untuk sekolah lagi, memang kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk membiayai aku. Pendidikan itu sangat penting, tapi kalau dikampungku jangankan untuk meneruskan ke SMA. Sudah bisa sekolah dan lulus SMP itu sudah cukup. Kenyataannya yang terjadi memang seperti itu, masyarakat menganggap “kenapa sekolah yang tinggi kalau setelah lulus paling cuma menjadi kuli bangunan tidak lebih”. Statement seperti ini yang terus dilontarkan oleh orang-orang yang ada di kamp...

Wejangan Motivasi dan Siraman Hati bersama Abi (Habib Husein Al Aidid)

Ingat nak, jangan sedikitpun kamu mempunyai anggapan bahwa apa yang diberikan Allah kepadamu itu buruk, Allah selalu mengasih jalan yang terbaik bagi hambanya.. 𝘈𝘯𝘥𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘤𝘰𝘣𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘶𝘴, 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘯𝘵𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘯𝘫𝘶𝘯𝘨 𝘳𝘦𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘣𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘪𝘬𝘶𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘵. 𝘑𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘵𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘥𝘦𝘸𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘮𝘶. Nasihat beliau selaras dengan apa yang termaktub di dalam Al Qur'an (QS. Al-Baqarah: 216) كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan ...

Narasi Autokritik Peringatan Hari Sumpah Pemuda: Maju Bersama Indonesia Raya

Hari ini, 28 Oktober 2024, kita kembali memperingati sebuah tonggak bersejarah bagi perjalanan bangsa kita, Hari Sumpah Pemuda. Momen ini bukan sekadar perayaan, melainkan saat untuk merenung, mengintrospeksi, dan melakukan autokritik terhadap perjalanan bangsa yang kini kita tempuh. Sumpah Pemuda bukan hanya milik masa lalu, tetapi komitmen yang hidup dalam setiap generasi. Mari kita refleksikan, sejauh mana kita telah benar-benar memahami dan meneruskan semangat persatuan yang diwariskan oleh para pemuda tahun 1928? Di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi yang begitu deras, kita seringkali lebih mudah terpecah karena perbedaan, baik dalam pandangan politik, keyakinan, maupun perbedaan sosial ekonomi. Pada titik ini, apakah kita sudah mampu benar-benar bersatu dalam kebinekaan, atau justru terjebak dalam polarisasi dan perpecahan? Selain itu, mari kita renungkan peran kita sebagai pemuda dalam menghadapi tantangan zaman. Apakah kita sudah cukup berkontribusi bagi bangsa, atau ...